Panji Asuhan, Kata-Kata Dalam Tidur Yang Panjang

Aku melihat banyak ketakutan,

di kacamata yang seringkali membuatmu berkeringat. 

kekhawatiran pecah di keningmu—membawamu kembali kepada kata-kata dengan nestapa. 

kau adalah ramai dalam kesunyian yang lain— ketika setiap dari kami menjelma riak di sungai yang kehilangan heningnya. barangkali benar ada kesakitan yang tinggal di setiap roh ketika kelahiran dilahirkan dengan haru perempuan. 

seperti apa ia menjadi? 

apakah akan menjadi puisi? 

yang dibaca oleh penyair ketika mantra sudah habis dibunyikan. dan malaikat benar-benar membawamu dengan cahaya kuning yang sesaat menyilaukan. sementara, namamu selalu dibisikkan untuk bisa membawa kami hidup dari metafora. 

apakah benar, gelisah sudah meninggalkan pundakmu? seperti yang dijanjikan ketika hari ulang tahun yang dilantunkan dengan meniup lilin. sementara di tempat lainnya, aku masih menemukan lilin yang harus tetap terjaga karena barangkali mata kita sudah terlampau lelah untuk bisa melihat hidup yang disematkan dari doa. 

kau sudah tiba di muara manusia dengan kata-kata yang tidak pernah tanggal di pundakmu. barangkali ini adalah tidur panjang yang kau impikan.

Samarinda, 2023


Tulisan di atas merupakan rangkaian tulisan obituari untuk Panji Aswan, kumpulan karya kolaboratif antara Mantra Etam dan Muara Kami.

Posts created 1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top