Hantu Belau Dan Orang Hilang

Sejak aku kecil, di kampungku para orang dewasa suka mengatakan pada anak-anak kalau bermain di dekat hutan jangan sendirian, jangan juga sampai masuk ke dalam hutan, atau jangan keluyuran ketika maghrib, apalagi saat hari sudah petang. Larangan-larangan semacam itu memang lumrah di kampungku, sebagian untuk menakut-nakuti anak-anak, sisanya mungkin saja memang benar adanya. 

Katanya di dalam hutan Kalimantan yang rindang itu ada koloni sosok kerdil yang disebut ‘Hantu Belau’. Hantu Belau suka menyesatkan orang yang masuk ke dalam hutan, mereka pandai menirukan suara, membuat orang menuju arah yang salah.

Kisah tentang Hantu Belau berkembang menjadi bermacam-macam di kalangan anak-anak. Bahkan dijadikan isu yang sempat bikin aku jadi jengkel. Kala itu, musim buah kweni (buah yang masih masuk dalam keluarga manga-manggaan), biasanya anak-anak akan keluar subuh untuk mencari buah kweni yang jatuh. Jujur jika dipikir sekarang aku bingung juga apa motivasi kami mencari buah kweni sesemangat itu, sebab biasanya kalau lagi musim seperti itu, di rumah pun ada banyak buah kweni. Kadang saking banyaknya, dijual pun tak ada yang mau membeli, bahkan sering juga sampai busuk dan akhirnya dibuang. Mungkin sebuah kesenangan tak perlu alasan atau motivasi di belakangnya, yeah mungkin demikian!

Suatu hari salah satu teman kami bercerita tentang Hantu Belau. Katanya saat mencari buah kweni adiknya melihat Hantu Belau, makanya adeknya sampai sakit. Mendengar kisah itu anak-anak lain jadi takut dan mulai membahas tentang Hantu Belau.

Ada anak yang berkata kalau Hantu Belau itu suka menyembunyikan orang. Kalau ada orang yang disembunyikan Hantu Belau maka orang itu susah ditemukan, bahkan jika disembunyikannya cuman di belakang pintu. Orang yang mencari tak bisa melihat orang yang disembunyikan meski sudah mencari di belakang pintu. Kalau dipikir, Hantu Belau ini sedang menyembunyikan orang atau sedang mengelabui penglihatan orang? itu masih misteri.

Ada juga anak yang mengatakan, kalau orang yang disembunyikan Hantu Belau itu tubuh mereka jadi berlendir, jadi lemah, sehingga tidak bisa berjalan apalagi teriak meminta tolong. Karena kisah Hantu Belau itu semakin mengasikkan, tidak jarang diantara anak-anak suka mengarang sendiri kisah-kisah itu dengan melanjutkan kisah dari temannya. Bahkan kisah tentang badan berlendir ini contohnya. Seorang anak menanggapi bahwa dia punya teman yang pernah mengalami hal itu, katanya waktu itu mereka sedang main petak umpet. Temannya itu orang terakhir yang ditemukan, sampai hampir maghrib baru ditemukan, padahal sembunyinya di balik pohon dekat anak-anak lain. Setelah ditemukan anak tadi jadi pendiam, sakit-sakitan, kemudian meninggal dunia.

Karena kisah Hantu Belau yang semakin menjadi-jadi, setiap subuh tak ada lagi yang berani mencari buah kweni, kalau pun mau, anak-anak akan bergerombol sambil mengikat satu tangan mereka dengan tali yang tersambung ke tangan teman-teman mereka.

Sebenarnya aku sama sekali tak percaya dengan kisah-kisah itu, tapi karena aku penakut tentu aku tak mau jadi sok pemberani dengan bilang semua kisah itu hanyalah omong kosong. Aku masih ingat, karena kisah Hantu Belau semakin ramai, ada seorang teman yang membuat gambar Hantu Belau dan menuliskan kalimat di atasnya ‘Misteri Hantu Belau’. Gambarnya sama sekali tidak menyeramkan, tapi karena kisah dibalik gambar itu terus berkembang, maka gambar temanku tadi jika terus dipandangi akan bikin bulu kuduk merinding juga.

Kisah Hantu Belau mulai mereda jadi buah bibir ketika musim kuweni sudah usai. Anak pertama yang mengarang kisah Hantu Belau bercerita pada temannya kalau kisahnya itu hanyalah bohong. Katanya sengaja membuat kisah itu agar anak-anak lain tidak pergi mencari kuweni pada waktu subuh, dengan begitu dia dan adiknya akan dapat kuweni lebih banyak.

Setelah pengakuan cerita bohong itu tersebar, anak yang berbohong tadi tidak ditemani oleh anak-anak lainnya hampir satu bulan lebih. Seingatku dia mulai diterima kembali ketika kami sedang bermain perang-perangan, saat itu jumlah kami ganjil, agar bisa genap kami terpaksa mengajak anak tadi.

Tiga bulan kemudian adik anak tadi meninggal dunia, kata orang di kampung, meninggal karena asma. Beberapa anak yang cukup kejam menyebut kejadian itu adalah karma kebohongan. Yeah, kadang para anak-anak cukup kejam memberikan sebuah penghakiman. Beberapanya lagi mulai mengaitkan dengan perihal Hantu Belau yang sebenarnya sudah terbukti adalah cerita bohong.

Beberapa tahun setelah itu kisah Hantu Belau kadang-kadang suka muncul. Tidak heran juga, karena itu adalah bagian dari mitos di Kalimantan Timur. Kisahnya akan terus berkembang, dan bisa menjadi apa saja. Namun ada satu kisah yang sebenarnya cukup membuat aku percaya dan kepikiran waktu aku kelas 3 SMP dulu.

Ibu temanku hilang di dalam hutan, sudah dua hari belum juga ditemukan. Tidak ada yang tahu mengapa ibu temanku itu masuk ke dalam hutan. Menurut kesaksian seorang warga; dia melihat ibu temanku itu pergi setengah berlari ke arah hutan. Dipanggil tidak merespon, padahal saat itu hari sudah senja.

Di hari keempat, akhirnya ibu temanku itu ditemukan, dia ditemukan dalam keadaan tubuh berlendir dan lemah. Tak lama setelah kondisinya membaik, ia menjadi gila. Kadang suka teriak-teriak sendiri, kadang juga keluyuran membuat warga resah. Kasian juga kala itu, temanku sampai putus sekolah.

Saat kejadian itu aku terpikir soal Hantu Belau, apa mungkin ibu temanku itu di sesatkan oleh Hantu Belau. Saat memikirkan itu, dalam hati aku berucap “ihdinas sirathal mustaqim”. aku ingat, guru agamaku pernah bilang kalau itu artinya “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Sebab tersesat bisa membuat kita menjadi gila!

Jadi, apakah aku percaya adanya Hantu Belau? Aku juga tidak tahu, dengan pengalaman itu sulit juga untuk tidak percaya, namun susah juga percaya jika aku sendiri tak pernah mengalaminya, maksudnya berjumpa langsung dengan Hantu Belau. Ya, semoga saja tidak!

Kadang kisah memang sebuah teka-teki, begitu juga perihal kisah yang lahir dari mulut ke mulut. Sekarang aku coba berpikir lebih rasional perihal hal-hal semacam itu. Setelah kuingat-ingat, sepertinya ibu temanku itu  punya masalah di rumahnya, masalah yang mungkin saja membuat dia lari dari rumah ke dalam hutan. Karena depresi akan hal itu ia pun mengidap gangguan mental. Tapi ini mungkin hanya asumsiku saja, sebab saat ibu temanku itu menjadi gila, ayahnya pergi dari kampung dan kata orang-orang sih menikah lagi. Dan setelah ibu temanku itu meninggal, temanku tadi pindah ikut ayahnya.

Di kampung kecil seperti kampungku ini, cerita hidup dari mulut ke mulut. Tahu sendiri kan bagaimana cerita semacam itu bisa berkembang jadi apa saja. Aku pernah membaca sebuah kalimat entah di mana; bahkan kisah yang diceritakan dari mulut ke mulut, sedikit banyak akan bergeser, akan bertambah, dan kebanyakan yang terus bertambah dari cerita-cerita itu adalah keburukan.[]

Pencinta film yang suka menulis dan menggambar. Karya ilustrasinya bisa kalian temukan di instagram @loganuesjr
Posts created 28

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top